ABSTRAK
Pergaulan bebas dalam kalangan remaja seperti mahasiswa, semakin meresahkan. Budaya-budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya timur dan cenderung bernilai negatif diserap oleh kalangan remaja tanpa memilahnya terlebih dahulu. Nilai keagamaan dan budaya ketimuran perlahan-lahan mulai sirna. Bagi mereka, terlihat lebih ‘keren’ jika bertingkah laku dengan pola kebarat-baratan. Ini membuat masyarakat khawatir dengan masa depan bangsa jika remaja dan mahasiswa yang nanti sebagai penggerak bangsa telah terkikis moralnya. Ada empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas. Pertama, kegagalan pendidikan agama. Kedua, pergeseran nilai yang terjadi di masyarakat dimana masyarakat diharapkan menjadi media kontrol, namun fungsinya tidak berjalan dengan baik. Ketiga, minimnya keteladanan yang layak dijadikan panutan. Keempat, kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua. Remaja merupakan sosok dewasa yang baru matang secara fisik tetapi secara psikologis, mental dan perilakunya masih labil dan mudah dipengaruhi.
Kata kunci: budaya barat, media kontrol, pergaulan bebas
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di zaman yang berkembang seperti saat ini, pergaulan bebas sudah membudaya di negara maju dan dalam perkembangannya telah menggeser nilai-nilai budaya timur yang telah tertanam seperti di Indonesia. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh kemajuan teknologi yang menyebabkan cepatnya budaya asing masuk hingga akhirnya merusak moral bangsa. Padahal kita mengetahui pada kenyataannya banyak dampak buruk yang dapat ditimbulkan akibat dari pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual (PMS), aborsi/ abortus, narkoba, dan masih banyak yang lain. Nilai-nilai budaya yang telah tertanam dapat luntur dan pada akhirnya mengikuti budaya barat tanpa memilahnya terlebih dahulu. Maka dari masalah itulah timbul berbagai macam variasi kasus yang berkaitan dengan dampak pergaulan bebas, terutama pada kalangan generasi muda atau remaja yang nantinya akan menjadi generasi penerus yang akan memimpin bangsa.
Hasil penelitian MCR-PKBI Jabar terdapat 8 faktor penyebab remaja melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Faktor sulit mengendalikan dorongan seksual menduduki peringkat tertinggi, yakni 63,68%. Peringkat kedua, kurang taat menjalankan tuntunan agama (55,79%), ketiga karena rangsangan seksual (52,63%), keempat karena sering nonton film-film pornografi (49,47%), kelima karena kurangnya bimbingan dan perhatian orang tua kepada anak (9,47%). Selanjutnya tiga faktor penyebab remaja melakukan hubungan seksual sebelum menikah adalah, pengaruh tren (24,74%), tekanan dari lingkungan (18,12 %), dan masalah ekonomi (12,11 %).
Prof. Charles Surjadi mengatakan, “15% dari 2.224 mahasiswa di 15 Universitas negeri dan swasta telah biasa melakukan hubungan seks diluar nikah.
Sekitar 1 – 2% melakukan aborsi”, katanya kepada Tempo disela acara Seminar Kesehatan Seksual Mahasiswa, di Gedung Pusat Studi Jepang Kampus Universitas Indonesia, Depok.
Sekitar 1 – 2% melakukan aborsi”, katanya kepada Tempo disela acara Seminar Kesehatan Seksual Mahasiswa, di Gedung Pusat Studi Jepang Kampus Universitas Indonesia, Depok.
Setiap tahun, ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia yang 20% diantaranya dilakukan remaja. Data yang dikeluarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa remaja yang melakukan aborsi sudah semakin banyak dan terus meningkat dari tahun ke tahunnya.
Harian Pikiran Rakyat memberitakan hasil survey faktor penyebab terjadinya aborsi yang dilakukan oleh remaja di Indonesia ke dalam empat faktor, pertama karena tidak terduga (45,2%), kedua seks bebas (22,6%), ketiga karena kedua pasangan sama-sama mau (12,9%), dan keempat karena diperkosa (3,2%)
Kasus HIV/ AIDS mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Peningkatannya dapat dilihat dari tahun 2004, 2005, 2006, dan pertengahan tahun 2007. Pada tahun 2004, jumlah kasus baru HIV/ AIDS sebesar 1.844 kasus, kemudian meningkat pesat pada tahun 2005 sebesar 3.513 kasus. Sedangkan pada tahun 2006, naik lagi jumlahnya menjadi 3.859 kasus, dan tahun ini hingga akhir bulan Juni 2007, jumlahnya mencapai 2.078 kasus AIDS baru.
Fenomena inilah yang saat ini membutuhkan perhatian serius dari berbagai kalangan karena terus mengalami peningkatan dari masa ke masa seiring dengan pesatnya teknologi informasi yang membuat mudahnya pengaruh kebudayaan luar masuk ke dalam suatu ruang lingkup kebudayaan tertentu. Meskipun berbagai upaya preventif dan kuratif telah dilakukan, namun tetap saja pengaruh buruk budaya luar ini tetap muncul di negeri ini dan semakin menjadi-jadi.
B. BATASAN MASALAH
Dalam makalah ini kami tidak mengungkapkan secara mendetail mengenai masalah pergaulan bebas dalam kehidupan kampus, karena banyak sekali aspek yang memiliki keterkaitan dengan tema tersebut. Sesuai dengan judul makalah ini, penulis membatasi permasalahan dan pemecahan masalah pergaulan bebas ini dengan ditinjau dari sudut pandang nilai-nilai akhlak dan budi pekerti serta manusia sebagai mahluk individu, sosial, dan budaya yang telah dipelajari dalam mata kuliah pengembangan kepribadian terintegrasi. Sumber agama yang digunakan dalam makalah ini adalah Agama Islam sebagai agama yang paling hakiki dan diyakini kebenarannya oleh penulis.
C. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah yang berjudul “Fenomena Pergaulan Bebas Dalam Lingkungan Kampus Ditinjau Dari Sudut Pandang Nilai-Nilai Akhlak dan Budi Pekerti Serta Manusia Sebagai Makhluk Individu, Sosial, dan Budaya” adalah :
1. Bagaimana nilai-nilai akhlak dan budi pekerti serta manusia sebagai mahluk individu, sosial, dan budaya memandang fenomena pergaulan bebas dalam kehidupan kampus yang saat ini terus meningkat?
2. Bagaimana tanggapan dan solusi yang terbaik guna menghadapi fenomena pergaulan bebas dalam kehidupan kampus?
D. TUJUAN PENULISAN
Dalam pembuatan makalah ini penulis memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Pertama, memahami dan mengetahui kasus pergaulan bebas yang terjadi di lingkungan kampus ditinjau dari sudut pandang nilai-nilai akhlak dan budi pekerti serta manusia sebagai makhluk individu, sosial, dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Kedua, mangangkat fakta kasus pergaulan bebas yang terjadi dalam lingkungan kampus serta memberi penjelasan menganai dampak buruk dari pergaulan bebas. Ketiga, memberikan tanggapan dan solusi terbaik guna menghadapi fenomena pergaulan bebas dalam kehidupan kampus.
E. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah studi kepustakaan dengan mencari berbagi sumber bahan bacaan seperti buku teks, dan artikel di internet. Metode ini merupakan metode yang tepat digunakan oleh penulis, karena jika memakai metode observasi dan survey, dibutuhkan waktu yang relatif lama dalam mencari informasi mengenai kasus sedang dibahas. Oleh karena itu, penulis memilih studi kepustakaan yang mengacu pada sumber-sumber informasi dan data mengenai tema yang diangkat dalam makalah ini.
0 komentar:
Posting Komentar