MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU, SOSIAL DAN BUDAYA
1. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Individu adalah suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu-individu dalam arti luas adalah seorang manusia yang memiliki kepribadian serta pola perilaku yang spesifik dan berperan dalam lingkungan sosialnya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa “Manusia merupakan makhluk individual tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga merupakan pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya dan termasuk kecakapannya sendiri”. Kehadiran individu dalam masyarakat ditandai oleh perilaku individu menjadi pribadi memerluan lingkungan yang dapat membentuk pribadinya. Manusia dapat berkembang karena mempunyai potensi diri untuk berkembang, melalui interaksi sosial dalam membetuk kepribadiannya. Manusia telah memiliki sifat individu manakala pola tingkah lakunya bersifat spesifik dalam diri dan tidak mengikuti pola tingkah laku umum.
2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena merupakan kesatuan yang utuh dalam diri manusia. Manusia secara individu tidak mungkin berkembang tanpa ada lingkungan untuk tempat berkembang dan berinteraksi.
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dengan lingkungan sekitar. Pada hakikatnya, manusia sebagai makhluk sosial memiliki dorongan atau hasrat yang mempengaruhi hidup manusia dalam bergaul dengan manusia lainnya di dalam hidup bermasyarakat. Kehidupan dalam masyarakat adalah realisasi dari hasrat manusia. Masyarakat sebagai tempat hubungan sosial terjadi karena manusia memiliki kecenderungan sosial yang saling membutuhkan.
3. Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Hakekat manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi dan beradab dibandingkan dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Budaya diartikan sebagai pikiran atau akal budi. Sehingga makhluk budaya adalah makhluk yang memiliki pikiran atau akal budi. Manusia sebagai makhluk budaya karena memiliki akal yang dapat memperhitungkan tindakannya melalui proses belajar. Aspek yang terkait dengan hakikat manusia sebagai makhluk budaya antara lain adalah unik dan universal. Manusia sebagai makhluk berbudi dan berakal, maka tindakan-tindakannya harus memiliki aturan-aturan yang perlu ditaati sebagai acuan pedoman hidup bersama.
Manusia sebagai makhluk budaya menghasilkan kebudayaan yang hidup dalam lingkungannya. Menurut Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Ilmu Antropologi” definisi kebudayaan adalah keseluruhan dari sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupannya yang dijadikan milik sendiri melalui proses belajar. Salah satu karakteristik dari kebudayan adalah sifatnya yang dinamis dan milik suatu kelompok.
Manusia sebagai makhluk budaya karena adanya akal dan pikiran yang dimiliki oleh manusia. Segala tindakan manusia dapat diperhitungkan melalui proses belajar sehingga seharusnya perilaku negatif tidak terjadi mengingat manusia adalah makhluk yang berbudaya. (Hasyim, 2007)
0 komentar:
Posting Komentar